Info Terbaru 2022

Niat Puasa Tasu’A (9 Muharram), Hukum, Dan Sejarahnya

Niat Puasa Tasu’A (9 Muharram), Hukum, Dan Sejarahnya
Niat Puasa Tasu’A (9 Muharram), Hukum, Dan Sejarahnya
Niat Puasa Tasua - Seperti sudah dibahas pada artikel sebelumnya, beberapa madzah menyatakan bahwa melakukan puasa Asyura (10 Muharam) haruslah diiringi dengan puasa pada hari sebelum atau sesudahnya (9 atau 11 Muharram). Keharusan ini dimaksudkan biar puasa yang dilakukan oleh umat muslim tidak menyamai puasa yang dilakukan oleh umat Yahudi. Sebagaimana di ketahui umat Yahudi pun menunaikan ibadah puasa pada tanggal tersebut sebagai peringatan kejadian diselamatkannya mereka (umat Nabi Musa) dari kejaran Firaun.

Niat Puasa Tasu’a

 beberapa madzah menyatakan bahwa melakukan puasa Asyura  Niat Puasa Tasu’a (9 Muharram), Hukum, dan Sejarahnya

Puasa pada hari 9 atau 11 Muharram disebut puasa Tasua. Puasa Tasua bantu-membantu memang belum dicontohkan oleh Rosululloh semasa hidupnya. Beliau hanya mempunyai impian untuk menunaikan puasa pada tanggal tersebut, namun tidak dilaksanakan alasannya ialah dia keburu berpulang dipanggil oleh Alloh SWT. Keinginan rosululloh untuk menunaikan puasa Tasu’a ada dalam hadist yang diriwayatkan oleh memberikankut ini:
Dari Ibnu Abbas R.A., dia berkata : “knorma dan sopan santun Rasulullah berpuasa di hari ke sepuluh (puasa Asyura) dan memerintahkan sobat untuk berpuasa pada hari tersebut.
Maka para sobat lalu berkata : “Ya Rasulullah, hari tersebut ialah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashoro.”;
Lalu Rasulullah bersabda, “bila saya masih hidup hingga tahun depan, Insya Allah kita akan berpuasa di hari kesembilan (Tasu’a).
Ibnu Abbas berkata, “ternyata belumlah hingga di tahun memberikankutnya, Rasulullah telah wafat.” [HR. Muslim dan Abu Dawud]
Oleh alasannya ialah belum ditunaikan dan dicontohkan Rosululloh, maka sebagian umat Islam menganggap puasa Tasu’a tidak perlu dilakukan. Namun sebagian umat lainnya menganggap sebaliknya. Puasa pada hari tersebut perlu dilaksanakan sebagai alasannya ialah Rosululloh menginginkannya sebagai pembeda puasa Muslim dan puasa Yahudi di bulan Muharram.

Nah, Anda boleh menentukan pendapat yang manapun, hanya saja kami langsung justru ludang kecepeh condong untuk menunaikannya, mengingat hadist yang mengandung pernyataan impian Nabi Muhammad untuk niat puasa Tasua merupakan hadist yang sohih dan kuat. Jika Anda termasuk sepaham dengan kami dan ingin menunaikan puasa pada tanggal tersebut, memberikankut ini kami telah cantumkan niatnya. Niat puasa Tasua ialah sebagai memberikankut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ ِمنْ يَوْمِ تَسُوْعَاءِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Latinnya : “Nawaitu Shouma Yauma Tasuu’aa I Sunnatan Lillaahi Ta'aala”
Artinya : “Aku Niat Puasa Tasu’a Sunnah Karena Allah Ta'ala”
Puasa tasu’a ialah puasa yang membedakan puasa muharram orang-orang Yahudi dan orang-orang muslim. Puasa tersebut ditunaikan biar kita tidak dianggap menggandakan atau menyamai moral dan kudang kecepeasaan umat Yahudi.

Cara Menunaikan Puasa Tasua

Cara menunaikan puasa Tasua sama halnya menyerupai cara menunaikan ibadah puasa pada umumnya. Perbedaan hanyalah terletak pada niat semata. Adapun alasannya ialah tergolong puasa sunnah, makan niat puasa tasua tersebut sanggup dibaca hari terlaksanakan asalkan sebelum waktu dzuhur.

Nah, itulah pemaparan sekilas mengenai niat puasa Asyura dan Tasua yang sanggup kami sampaikan. Semoga dengan mengetahui keutamaan-keutamaan terlaksanakan ibadah puasa sunah Asyura dan Tasua, kita tiruana semakin termotivasi untuk mengamalkannya. Semoga memberi manfaat!
Advertisement

Iklan Sidebar